JDA.com.Dalam CTC project, kolaborasi Jogja Disability Arts (IN) dan Disability Mural (UK) membuat akan membuat project mural. Mural telah menjadi bagian dari seni publik yang melibatkan komunikasi dua arah. Seniman mural melakukan komunikasi secara visual kepada masyarakat terhadap apa yang dirasakannya, sedangkan masyarakat sebagai penikmat dalam praktiknya mampu berinteraksi langsung kepada seniman. Lebih dari itu, ternyata mural juga dapat menjadi jembatan penghubung antar negara. Melalui projek mural disabilitas JDA, project ini menghubungkan para seniman disabilitas Indonesia dan Cardif, Wales, Inggris.
Pada projek kolaborasi ini, dengan merespon situasi pandemic yang mendasari penentuan tema mural kolaborasi ini. Mengambil tema “Netas/Inkubasi” 2021. Situasi yang melanda sejumlah negara hingga menimbulkan situasi ketidakpastian global. Masa pandemic sudah berlangsung berbulan-bulan, mengharuskan manusia membatasi ruang geraknya dalam kehidupan sehari-hari. Masa yang cukup sulit untuk beradaptasi. Keterbatasan-keterbatasan secara sosial dilakukan hampir disemua negara, dapat dikatakan situasi ini menjadi pengalaman bersama. Dengan situasi yang tidak pasti dan perubaha-perubahan aktivitas, penyesuaian keadaan sangat dirasakan oleh semua individu.
Seni itu sendiri punya peran untuk mengurangi dan melepaskan diri tekanan-tekanan psikologi individu di dalam situasi keterbatasan melalui kreativitas. Seni akan bisa menjadi inspiratif, refleksi, pengendapan ide-ide. Nilai-nilai ini yang bisa kita temukan dari kesenian dapat membentuk sikap kita terhadap situasi yang dialami. Hal ini lah yang menjadi dasar kolaborasi melalui media mural, dimana seniman disabilitas di kedua negara tetap menumbuhkan semangat dan penggalian ide-ide kreatif untuk tetap berkarya. Selain itu menumbuhkan sikap yang positif memulai hidup dan harapan baru, memiliki strategi bertahan dan beradaptasi dalam era normal baru
Proses dan tahapan
Project mural, sudah dimulai pada Januari dan akan berakhir pada Juni 2021. Komunikasi, diskusi, dan perencanaan dilakukan secara online antara Jogja Disability Arts (IN) dan Disability Mural (UK) membuat akan membuat projek mural. Dalam project ini sebagai kolaborator team Jogja Disability Arts (IN) adalah Butong Idar dan Nano Warsono dan kolaborator team Disability Mural (UK) adalah Lisa Tann dan Andrew Bolton
Jogja disability Arts (IN) melibatkan beberapa seniman disabilitas dari berbagai kota di Indonesia dan Disability Mural (UK) melibatkan Beberapa siswa di sekolah Ty Gwyn SEN di Cardiff dalam projek kolaborasi kedua negara. Secara teknis seniman melukiskan harapan semasa pandemi, dilakukan di rumah masing-masing menjadi konsep dan teknik dalam berkarya.
Proses awal Jogja Disability Arts (IN) dengan seniman yang terlibat membuat sketsa gambar dan didiskusikan bersama untuk menentukan komposisi dan ukuran. Langkah berikutnya, para seniman akan dikirimkan media berupa panel untuk dilukis. Seniman berkarya sesuai dengan sketsa yang sudah disepakati. Seniman akan mebuat video sendiri selama proses pembuatan. Setelah karya selesai, karya mural dan video dikirim kembali kepada team Jogja Disability Arts (IN). Proses akhir, seluruh karya akan dikolaborasikan, disatukan dalam sebuah karya mural.
Mural Disability (UK) melakukan. Beberapa siswa di sekolah Ty Gwyn SEN di Cardiff terlibat dalam tahap desain mural tersebut. Mereka telah membuat kolase, gambar, dan lukisan yang terinspirasi oleh pandemi dan pengaruhnya terhadapnya. Beberapa desain murni abstrak dan beberapa lebih representasional, dengan teks yang dimasukkan. Ini akan disusun menjadi desain, dan dicetak sebagai pola tekstil pada pakaian di objek mural.
Proses dan tahapan di atas, akan dilakukan kurang lebih sama dalam prosesnya oleh Jogja Disability Arts (IN) dan Disability Mural (UK) . Hasilnya akan dibuat dua mural, satu di Indonesia dan satu di Inggris.
Seiring diskusi yang masih terus berlanjut, direncanakan akan ada kolaborasi musik tema yang akan menjadi musik pengisi video mural. Hal ini akan dikerjakan oleh pemusik disabilitas dari kedua negara.
Karya mural juga akan dipublikasikan melalui dokumentasi video. Video akan diberikan subtitle dibuat dalam dua bahasa, Inggris - Indonesia. Dengan tujuan, video menjadi aksesibel bagi disabilitas. ***(Idar)
