Suluh Sumurup Art Festival (SSAF) 2024: "Jumangkah" Menuju Pameran Seni Difabel Nasional

Author Image
Author Social Media :
foto ruang pamer suluh sumurup 2024 di TBY

Suluh Sumurup Art Festival (SSAF) kembali digelar untuk kedua kalinya di Hall Center Taman Budaya Yogyakarta (TBY), berlangsung selama 10 hari, mulai 14 hingga 22 Mei 2024, dan kini sukses meningkatkan skalanya menjadi nasional, setelah tahun sebelumnya berfokus pada perupa lokal Yogyakarta. Mengusung tema "Jumangkah", yang secara harfiah berarti 'mulai melangkah', festival ini dimaknai sebagai proses memulai langkah untuk mencapai harapan dan cita-cita, sebuah optimisme pergerakan bagi difabel pelaku seni untuk terus bergerak bersama, berkolaborasi, dan menjadi bagian integral dari kemajuan seni rupa Indonesia. SSAF 2024 diproyeksikan sebagai event pameran yang secara konsisten dan sengaja menjadi keberpihakan bagi para difabel perupa, mengingat minimnya kesempatan yang mereka dapatkan dalam pameran di tataran lokal maupun nasional. Pameran berskala nasional ini menjadi respons atas tingginya animo difabel perupa dari luar Yogyakarta yang ingin berpartisipasi, sekaligus bertujuan memperluas keterlibatan dan jaringan para difabel perupa di seluruh Indonesia.

SSAF 2024 menampilkan lebih kurang 100 karya seni rupa dalam format dua dan tiga dimensi (2D dan 3D) dari 60 peserta perorangan dan komunitas, yang berasal dari 12 provinsi di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, hingga Maluku dan Sulawesi Utara. Semua karya yang dipamerkan telah dikuratori oleh tiga kurator yang memiliki perspektif mendalam tentang seni dan difabilitas: Nano Warsono, Budi Irawanto, dan Sukri Budi Dharma. Menjadikan inklusif dan aksesibel sebagai konsep utama, penyajian karya telah mempertimbangkan beragam kebutuhan pengunjung pameran. Hal ini diwujudkan dengan penyediaan juru bisik bagi pengunjung difabel netra dan juru bahasa isyarat bagi pengunjung tuli, memastikan bahwa karya seni dapat diakses dan dinikmati dengan mudah oleh semua orang.

Selain pameran karya, SSAF 2024 memperkaya pengalaman pengunjung dengan beragam rangkaian kegiatan yang sebagian besar melibatkan difabel sebagai fasilitator dan pelaku utama. Rangkaian ini meliputi berbagai Workshop yang bertujuan edukasi dan pemberdayaan, seperti: Workshop Galeri Sitter untuk pembekalan inklusivitas pameran, Workshop Bahasa Isyarat yang terbuka bagi masyarakat umum untuk membuka komunikasi bagi tuli, Workshop Batik Eco Print yang dipandu difabel sebagai peluang usaha mandiri, dan Workshop Literasi Sastra untuk meningkatkan wawasan difabel agar tidak tertinggal dalam interaksi sosial. Agenda lain yang turut memeriahkan acara adalah UMKM Corner yang memasarkan produk kerajinan dan kuliner dari difabel pelaku usaha, Pertunjukan Musik yang menampilkan potensi pemusik difabel, Gallery Tour yang mengundang sekolah dan kelompok difabel netra untuk mendapatkan pengalaman baru dengan pameran seni rupa, serta Artist Talk di mana perwakilan seniman difabel berbagi pengalaman proses kreatif mereka. Seluruh program ini secara kolektif menegaskan SSAF 2024 sebagai langkah maju, sesuai tema "Jumangkah", untuk mewujudkan ekosistem seni rupa yang inklusif dan memberikan panggung setara bagi seniman difabel di lanskap seni nasional.

Kamu bisa mengikuti kita di sosial media :
Logo
Loading.Website JDA Yogyakarta